Kamis, 08 Maret 2018

Sepengal Rasa

Syahdu suaramu


Saat itu hanya ada gemericik hujan
tetesan lembut itu merayap menusuk
sedikit demi sedikit mulai membekas
dan bukit yang terbentang menunduk

Suara pertama dan terakhir itu
syahdu dan tidak lagi merintih pilu
seakan hendak ungkapkan Perpisahan
meski cakrawala yang ada selalu sama

Begitu lembut hingga tidak tersentuh
sangat berharga hingga tidak bisa dimiliki

kertas-kertas yang tertulis akan namamu,
kini terbakar, hancur dan terbang bersama angin
bukan karena tidak ada lagi ingatan.
tapi karena tersiksa akan rasa

MERINDUKANMU...?
mungkin hanya sesederhana kata itu
kenangan yang berharga, ilusi mimpi yg sempurna.

disetiap malamku, aku terjaga dengan kesunyian
kedinginan, dan aku menghangatkan
Jari-jemari yang membeku dengan embusan nafas.
selalu terjaga....
angin malam yg berhembus menanbah dinginnya
genggamlah tanganku, beri sedikit kehangatan
di sela-sela jemariku.

meski hanya aksara yang tak bernafas
meski sekedar dongeng penghantar tidur
aku tetap ingin mendengar Suaramu
meski yang terucapkan hanya satu kata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar