Jumat, 05 Februari 2016

SLICE OF LIFE

SLICE OF LIFE

 

(Bukan Sebuah Kisah yang sepantasnya terungkap)

PART 2

 Kembali ke Luna, yang Menurutku Gadis dari luar angkasa...
Entah kenapa semenjak kejadian ketika jam istirahat tadi, pikiranku mulai bergejolak seolah hendak mematahkan apapun yang dia miliki, baik perasaanya, jiwanya, atau pun Tubuhnya. Ini  seperti dendam yang penuh kebencian pada Awal bertemu. Baru kali ini aku benar-benar membenci orang Lain selain diriku Sendiri, "ya... Aku memang membenci Diriku melebihi orang lain yang membenciku" itu prinsipku yang begitu Arogan untuk anak-anak seusiaku, yang seharusnya menghabiskan waktu dengan kesenangan dan keindahan masa muda.

Akhirnya Bel pulang pun berbunyi tepat pada Pukul 14.30 dan pada saaat itu aku ingin mengetahuinya segala tentang dia dan lalu memanfaatkannya kemudian menghancurkannya.
Semua siswa-siswi bersiap-siap untuk pulang, sedangkan aku tengah mencari rencana apa yang pantas untuk menghancurkan Luna, dan disaat aku ingin mengajaknya pulang bersama karena aku ingin mengetahui dimanakah 'Gadis luar Angkasa' ini tinggal. Dian, seorang gadis dari kelas sebelah yang mengenalku sejak kami masih duduk di bangku Sekolah Dasar datang menghampiriku dan membujukku untuk pulang bersamanya. 

 "Hai Chiver! hari ini aku lupa membawa Handphone-ku jadi aku tidak bisa menelpon untuk diantarkan pulang, jadi bagaimana kalau kita pulang bersama?"tanya Dian dengan penuh harapan bahwa aku akan menemaninya.

"AH... Dasar penguntit kecil, pengganggu Rencana yang sudah ku atur sedemikian rupa untuk membalaskan dendam." kataku dalam hati. tapi mau bagaimana lagi, jika aku menolaknya aku takut orang tuaku marah kepadaku, karena dian tak segan-segan mengadu kepada orang tuaku tentang sikapku disekolah yang hampir saja di keluarkan karena memukuli hampir semua senior yang ada di kelas A, kelas dengan segala anak-anak Pintar dan memiliki Masa depan yg cerah, sedangkan aku di kelas C, sebuah kelas dengan tingkat yang biasa saja.

"Ehmm... bagaimana ya, aku sebenarnya ingin pulang sendiri tapi baiklah aku akan menemanimu pulang hari ini, tapi  ini karena kita tentangga ya, tidak lebih" kataku mengalah dengan keadaan dan memperjelas.
"Ohh... iya, ya, yang penting kita pulang bersama. dan sebenarnya aku juga tidak mau bersamamu, tapi ini karena aku takut pulang sendiri, jadi aku memintamu menemaniku karena kita searah " Ucap Dian dengan penuh perasaan Senang yang terlihat jelas yang dia coba sembunyikan dengan perkataan tak penting.
Dan saat itu Aku sempat melihat Luna seperti menunduk dan tak mau menatapku dan Dian. dia segera bergegas dan langsung meninggalkan aku dengan dian di depan kelas. Luna seperti menahan Airmata dan terburu, itu yang sekilas aku lihat sebelum dia pergi, dan entah kenapa aku merasa ada yang salah dengan ini, tapi sifat dasarku yang enggan Peduli membuatku mengacuhkan itu semua.

Akhirnya aku dan dian berjalan bersama untuk pulang kerumah, (sebenarnya, aku memiliki kendaraan Roda Dua pemberian dari ayahku, Jenis SPORT dengan CC yang lumayan besar. tapi aku tak ingin membawanya kesekolah, karena aku tidak suka jika di berikan sesuatu yang tidak perlu). Jarak rumah kami ke sekolah tidak terlalu jauh, hanya butuh Lima belas menit untuk sampai. jadi aku tidak terlalu memerlukan kendaraan yang diberikan orang tuaku.

Setelah melewati gerbang sekolah, aku dan dian berjalan diiringi sautan klackson mobil dan motor, dan juga di beri sedikit Nada-nada bising mesin-mesin yang panas dari macetnya jalan. dan aku sempat melihat luna berjalan kearah yang sama denganku dan Dian, kearah Komplek perumahan Elit yang sama. lalu aku pun berpura-pura tidak melihatnya. karena aku yakin jika aku melihatnya maka dia akan menggapku sebagai penguntit, atau bahkan lebih buruk dari itu. aku dan dian pun berjalan seirama langkah Angin yang berhembus menghapus segala sesalku tadi dan entah kenapa aku semakin penasaran dengan Luna, sebab jalan yang aku lewati sama dengan yang dia lewati, "apakah dia tinggal di sekitar tempat tinggalku?" pikirku penuh rasa Curiga.
"CHIVER!" teriak Dian membuyarkan pikiranku.
"kamu kenapa sedari tadi aku lihat kau hanya berdiam dan tidak serusuh biasanya, kamu sakit ya?" tanya dian
"tidak, aku tidak apa-apa" jawabku sekedarnya.
Tak terasa kami telah sampai di depan pagar rumah masing-masing, dan tak sengaja aku melihat Luna masuk kedalam rumah yang ada di sebelah rumahnya dian, tepatnya sekitar tiga rumah dari rumahku. Setahu-ku Rumah itu sudah tidak berpenghuni sejak Aku naik ke kelas 3 SD. tapi entah kenapa itu tampak seperti tak Asing bagiku. lalu, tiba-tiba aku teringat akan Niat Jahatku tadi di sekolah untuk menghancurkan luna

"Hahaha... ini kesempatanku" teriak ku dalam hati.
"Chiver! nanti malam aku main kerumahmu ya?" teriak Dian yang selalu menggangu Pikiranku.
lansung saja aku menolaknya dengan alasan aku ingin Fokus belajar dan tidak ingin di ganggu malam ini, (namun sebenarnya alasanku menolaknya agar aku bisa mampir ke tempat luna) tentu saja jawabanku itu membuat Dian tampak sedikit Murung dan dia sembunyikan di balik senyuman dan berkata "OH... baiklah, semoga sukses ya!"
"Ya... Terima kasih!" jawabku dan tidak lupa aku Sunggingkan Senyum kepalsuanku padanya.
Tentu saja setelah melihat senyumku Dian kembali tersenyum dengan leganya, entah kepada dia begitu kepadaku, padahalkan dia itu Siswi terPOPULER di sekolah. semua lelaki yang di sekolah tertarik padanya, namun hanya aku lelaki yang dia ajak berbicara. dan menurut beberapa artikel iseng yang pernah aku baca, itu tandanya Dian menyukaiku. tapi aku hanya menggangapnya sebagai teman sejak kecil tidak lebih.

Aku pun masuk ke rumah dan mulai mempersiapkan segala rencana yang sempat tertunda tadi, dan juga aku sangat tidak sabar menunggu malam tiba untuk memulai niat jahatku. "tunggu saja kau Luna, semua akan ada harganya" pikiran jahatku mulai bereaksi kembali.


---------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar