Selasa, 08 Desember 2015

Puisi

"Mikasa"

Sebelum adanya kesempatan Berdiri
Ada untuk mengambil, Pada saat ini - saat yang tepat ini
Aku akan mempersiapkan diri
Untuk menghadapi rakasa yang hanya Aku saja yang bisa taklukkan
Menyulap kekuatan, yang diberikan kepada jiwa kita
Menyulap kekuatan

Sejajarkan batu untuk membentuk pesan di pasir
Aku tidak akan pernah melepaskan
Hal ini ditulis dalam pasir

Yang terletak di bawah-ku
Menatap kembali pada seorang pria tak berdaya
Aku sudah melakukan semua yang aku bisa
Itu terletak di tangan mereka yang mencari suara, melonjak di atas sisanya
Dibangun dari tanah
Membentuk goresan pada permukaan
Kami bertahan di malangnya waktu
Menyulap kekuatan
Dan kami berkembang di malangnya waktu

NERAKA (Sajak)

NERAKA...!

DUNIA.....!
Iya, Dunia... Dunia yang kau Singgahi.
apakah engkau tahu sepatutnya kita terkubur
sebab dunia adalah Neraka yang memiliki Harapan

Seperti cermin yang berhadapan
kita terbelah ditengahnya.
melubangi diri dengan Dosa dan Dusta.
berpapasan dalam tiga suasana
Surga, Neraka, atau Dunia.

Membusuk...
Menghias...
Terbakar...
Di Puja...
Di Hujat...
Suci...
Nista...
Luka...
Tawa...
Siksa...

Entahlah... banyak angka dan kata yang berkutat,
sejenak bertempurlah menemui Takdirmu
hantam dendam dan tuntaskan Derita.
 ..................
Bukan, ini bukan tentang Dendam,
itu sanggahmu pada fakta.
tapi tetes demi tetes yang kau keluhkan
seakan membungkus engkau pada DUKA.

jangan menyalahkan Diri
salahkanlah apa yang tak pernah kau perbuat.

MEMBIARKAN DIRI TERSAKITI AGAR YANG LAIN TIDAK TERSAKITI?
dalam kegilaan kita mampu bertahan
bahkan saat terhunusnya pedang,
kau masih mendustai dirimu.
bukankah kegilaan itu yang mampu
iya, kegilaan itu mampu merubahmu
bahkan mereka pun mengerti itu

Kamis, 17 September 2015

Serupa

SERUPA

Seperti mawar yang bermekar.
Kau menawarkan keindahan.
Seumpama untaian kata puitis.
Kau mengutarakan nuansa harmonis.

Kecantikan purnama selalu memanah.
Membuat imaji tiada berhenti
Merangkai prosa atau bahkan cinta
Yang senantiasa tertuju padamu.

Merah dan merona aura wajah
Tak sedetik pun aku palingkan.
Engkau adalah inti tata surya.
Membuatku mengitari Cakrawala.

Dan pada malam aku berdoa
Bertahanlah pada hati nyata
Nantinya akan menuntun rentang
Hingga kau dan aku bersatu

Sabtu, 08 Agustus 2015

Bring Me The Horizon - Throne Lyrics

Bring Me The Horizon - Throne


Remember the moment
You left me alone and
Broke every promise you ever made 
I was an ocean
Lost in the open 
Nothing could take the pain away
So you can throw me to the wolves 
Tomorrow I will come back 
Leader of the whole pack
Beat me black and blue 
Every wound will shape me 
Every scar will build my throne
The sticks and the stones that
You used to throw have
Built me an empire 
So don’t even try 
To cry me a river
Cos’ I forgive you 
You are the reason I still fight 
I’ll leave you choking 
On every word you left unspoken
Rebuild all that you’ve broken 
And now you know 
Every wound will shape me 
Every scar will build my throne

Sejenak Syair

   Saat ini aku tidak mengerti dengan nada fiksi suaraku, mereka berkutat membungkus segala kepedihan yang meracuniku, berbisik penuh arti seakan menggoda untuk melihat keberadaanmu dalam cermin dan berkata Kepada Perempuanku;
 'Tiada yang lebih Mengerti Daripada Tetes Embun saat Menyapa Pipiku'
Terpejam namun tetap menatap Keindahan Nuansa Hitam...




Motionless In White Lyrics

"Wasp"

January is the color of her skin
February are her lips so inviting
Silk hair as short as her fuse
She's been damaged, she's been misused

Her eyes reflect like the rain on the pavement
I take control, she explodes, sink into her depths
I'm the tremble in her voice when she attempts to speak
Fixate on the frailty

We lie awake and watch it grow
She hesitates to grab a hold
Her body shakes, her breath is cold
To keep her safe is all I know

Her lipstick stains like acid rain
Dissolving away my sense of restraint
The streetlamps burned through the cloak of the fog
Concealing the violence, I've been stung by the wasp

So come to me
No sense of restraint
So come for me
Come with me and disappear without a trace

Criminal, in how I crave the way she tastes
I'm the rapture in her head when she attempts to sleep
It's haunting, she kills me

No time or place to take it slow
And my head aches but I refuse to go
Her face as soft as snow
She looks so lost but she feels like home

Her lipstick stains like acid rain
Dissolving away my sense of restraint
Streetlamps burned through the cloak of the fog
Concealing the violence, I've been stung by the wasp

So come to me
No sense of restraint
So come for me

I will wait endlessly
I will break you carefully
So take me harmfully
You fit so perfectly
I will wait

Her lipstick stains like acid rain
Dissolving away my sense of restraint
The streetlamps burn through the cloak of the fog
Concealing the violence, I've been stung...

Some hurt me again, it's not worth saving
The heart that I've spent my whole life breaking
The windshield cracks through the cloak of the fog
Concealing in silence, I've been stung by the wasp

Senin, 20 April 2015

Untuk para SAHABAT

SAHABAT

Sahabat, masih ingatkah engkau
Pada jarum yang menusuk kita
saat kita mencoba berdiri diatasnya?
Sahabat, masih adakah kenangan
ysng mungkin tak terlupakan
dan masih kau kenang?

Sahabatku yang lalu
kini kita tumbuh dan Berbeda
kau jadi Jati, aku Benalu

Sahabatku, jangan pernah ingatkanku
akan Kebusukanku disela canda tawa-mu
yang ingin kau tunjukan pada Dunia

SAHABAT...!
Terbanglah menuju tata surya
cari mimpi, rebut medali, bawa kemari
Angkat dan banggakan di hadapanku
tak perlu ragu...
kini itu duniamu
tak perlu Malu...
aku ini masih menyanjungmu

Sahabatku yang terbaik.
Sucikanlah keyakinanmu dengan air penuh ilmu
membakti pada iman dan keinginan
dan buktikan pada masa depan

Tanganmu mampu menggenggam cakrawala
menundukan keresahan dunia

Dan...
Ketika berjumpa denganku
aku akan berada
walau kita telah berbeda

Senin, 13 April 2015

DARA DAN CAMAR (PART 2)


DARA DAN CAMAR

"Dara.....! Dara....! Dara....!" teriak Dira yang tengah terlelap dalam tidurnya

Suatu malam yang di kelilingi kabut, suramnya kegelapan, dan gemuruh petir yang membalut hujan di kediaman para penghuni kerajaan burung. Dira bermimpi bahwa dara telah pergi meninggalkan kehidupan dira yang telah lengkap, Dara pergi karena Citra yang mencuri Dira dari dara, dan karena itu Dara memutuskan untuk mengakhiri nafasnya dengan pergi kepasukan Serigala untuk menjadi santapan mereka. 'Sungguh perbuatan yang menyakitkan jika kita merasakan apa yang Dara rasakan, Cintanya di rebut orang yang tak dikenalinya tapi memiliki masa lalu dengan Dira'. Sesaat itulah Dira tersadar dari mimpi buruknya dan menyaksikan bahwa yang disampingnya adalah Citra, bukan Dara, sontak hal itu membuat Citra terkejut mendengar perkataan dan teriakan Dira tentang dara mantan kekasihnya yang mati terbunuh di peperangan antara Kerajaan burung dan pasukan 'Ellano' sang Elang beberapa waktu yang lalu.

Lalu dengan perasaan syahdu Citra mulai menengkan Dira yang tengah dalam kedukaannya yang belum mampu lepas dari tiap keihklasannya untuk merelakan dara. Citra adalah Camar betina yang pernah menjadi teman baik dan sahabatnya Dara. Citra yang masih kecil kala itu hidup sendirian tidak memiliki saudara dan keluarga, karena saudara dan keluarganya telah mati akibat perang besar, bertemu dengan dara kecil ketika mereka berdua tersesat di daerah bukit barisan yang terkenal memiliki banyak bukit yang mirip dan sejajar seolah berbaris rapi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dira tenyata tengah berada dalam alam lain yang tak bisa dipahami orang lain, dia seolah hidup dalam dunianya sendiri, bahkan tidak menghiraukan citra, Camar cantik yang menemaninya, karena Dira terlalu asik berada dalam Fantasinya tentang orang terdekatnya yang telah tiada, bahkan untuk keluar dari khayalan imajinasi dunia yang seharusnya menjadi sejarahnya, tak bisa dia keluarkan dari dalam dirinya, bisa dikatakan bahwa dira tengah dalam Depresi berat. Kakaknya (Tama seekor Merpati) dan kekasihnya (DARA seekor Burung Dara Betina) telah lama tiada akibat perang yang melanda kerajaan Burung. Namun Dira tetap menggangap mereka masih ada, bahkan sering diajak berbicara, Citra yang selalu melihat tingkah itu sungguh tak kuasa  menahan tangis, dan airmatanya telah ribuan bahkan mungkin jutaan kali menetes melihat keadaan Dira yang sungguh berubah, dari yang dulu seekor burung Dara yang sangat populer karena sifatnya yang ramah tamah, baik, seekor burung yang di hormati karena kebijaksanaannya, kini berubah menjadi Pribadi penuh imajinasi dan tingkat Depresi yang tinggi.

Citra saat ini adalah Pendamping Dira, karena ini adalah amanat dara padanya, Dara berpesan "Jagalah Dira seperti aku menjaganya, sayangi Dira sama seperti kau menyayangi Dirimu, aku tahu kau sedari dulu sudah menyayanginya, bahkan mungkin melebihi kasih sayangku padanya, jadi jika suatu saat aku tidak lagi bersama Dira, maka kaulah yang pantas menjaganya"

Citra selalu berduka dan terluka melihat keadaan Dira, citra sangat mencintai Dira bahkan sebelum Dira dan Dara bertemu, Sekitar 5 tahun lalu Citra yang saat itu masih belia bertemu dira diantara selat Cinta, selat dengan julukan Cinta ini memang terkenal dengan mitos cintanya, mitosnya adalah jika sepasang kekasih yang hendak menikah mengucap janji di tempat ini maka mereka akan menjadi pasangan yang bertahan hingga ajal memisahkan. dan bagi yang belum memiliki pasangan bertemu dengan lawan jenisnya di selat ini maka Niscaya mereka akan menjadi pasangan di suatu hari nanti. namun ini hanya mitos. tentu saja Citra dan Dira tidak terlalu mempercayainya.

Pertemuan Citra dan Dira sangatlah unik, saat itu Citra hanyalah Camar betina belia yang tersesat dan tak tahu daerah, memang benar Citra iniadalah Camar yang suka berpergian karena ia tidak memiliki keluarga, untuk itulah alasannya Citra senang berpergian jauh. Sedangkan Dira yang saat itu adalah Dara Jantan yang memiliki Tugas sebagai pengantar pesan dari Kerajaan Burung menuju Tempat yang paling disegani di Dunia binatang, yaitu pulau Matra, tempatnya Para Penguasa Rimba yang di takuti dengan seorang raja Rimba yaitu Sang Raja LEON seekor Singa Bijaksana namun Tegas luar biasa. Dira yang saat itu tengah terbang melewati selat Cinta melihat Camar cantik yang penuh Keresahan dan tampak jelas kebingungan karena hanya berputar-putar di tempat yang sama, hal itu tentu saja menjadi perhatian bagi Dira, dan tanpa ada rasa Curiga Dira menghampiri Camar cantik itu.

"MAAF, saya sedari tadi melihat anda kebingungan, apakah kamu tersesat disekitar daerah ini?" tanya Dira dengan penuh santun dan Sopannya Seorang Pejantan Sejati pada Camar cantik itu.

"Aaaa...." (tampak Citra yang tak mampu berkata)
Citra hanya terdiam, karena belum pernah ia dengar nada kesopanan yang manis dari mulut pejantan manapun, Dia selama ini selalu menganggap Pejantan hanyalah pembuat onar, penebar dendam dan akar masalah dari kematian keluarganya, iya, keluarga citra dibantai oleh para pejantan dari Pasukan Ellano si Elang yang tak ada rasa ampun. dan untuk itulah citra merasa trauma jika ada pejantan yang mendekatinya, namun kali ini berbeda, sebab citra serasa Di agungkan oleh pejantan yang baru dilihatnya ini.

"Maaf, apa kamu mendengarkan saya?" tanya Dira lagi yang tampak bingung dengan lamunan Camar cantik itu.

"EH.... iya, maaf, Saya memang tersesat di Daerah ini" jawab Citra yang tampak malu-malu menjawabnya.

"Darimanakah Asalmu wahai Camar Jelita?" tanya Dira yang penuh Kelembutan.

"A.....saya berasal?.. entahlah.. saya sendiri tidak tahu dimana saya.. asal saya... bahkan keluarga saya... tapi saya ingin pergi ke tempat teman saya, seekor Burung dara yang sama sepertimu." jawab Citra yang setengah Berfikir dan tampak tergagap menjawabnya.

"HA.. maksud kamu, kamu tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini, dan kamu hendak pergi ke tempat temanmu, seekor burung yang sejenis dengan saya?" sahut Dira yang terheran-heran mendengar perkataan Camar itu.

"Iya, dan namanya Dara, apakah Kamu mengenalinya?" tanya Citra

"Dara...? saya kenal," jawab Dira

"Maukah kamu mengantar saya ketempatnya?" Pinta Citra

"Tentu, saya akan mengantarmu, Tapi setelah Saya mengantarkan Amanat ini dulu."  jawab Dira sambil menunjukan Sebuah Benda di belakang Pundaknya.

"Baiklah, saya akan ikut menemani kamu" kata Citra, yang tak lagi ragu-ragu dan mulai kehilangan rasa Traumanya pada pejantan.

"Apakah kamu yakin? apakah kamu tidak takut berpergian dengan orang asing?" tanya Dira yang ragu dengan perkataan Citra.

"Iya, saya yakin, dan tampaknya kamu bukan orang asing, karena saya rasa kamu adalah Pejantan yang baik." kata Citra penuh yakin.

"Baiklah, tapi bolehkah saya mengetahui namamu wahai Camar?" tanya Dira

"Namaku Citra, sedangkan siapa namamu Wahai Pejantan?" tanya Citra

"Namaku Dira"

Setelah itu, mereka berdua pergi menuju Pulau matra, di perjalanan, mereka mulai mengenal satu sama lain, dan bahkan tentang Dara, ternyata mereka berdua saling mengenal Dara si Burung Dara Betina. Setelah memberi surat kepada raja Leon, dira dan citra pun pergi menuju ke tempat dara, mereka berdua kembali melewati selat Cinta, dan pada saat itulah Dira bercerita bahwa Dara adalah Seekor betina yang dia cintai, namun belum sempat mengatakan cintanya. karena takut pada kakaknya, Tama sang Merpati Kerajaan. bahkan untuk berkenalan saja dira takut dan sejak itu pula, Rasa Cinta Citra tiba-tiba muncul, semakin hari semakin bertambah.

Mereka pun akhirnya tiba di tempat dara, citra pun bertemu dengan dara, sedangkan dira hanya bertatap malu dengan dara, dan kemudian pamit pulang tanpa berkenalan dengan dara. Dara yang melihat Citra datang ke sarangnya, sungguh sangat senang, namun bingung karena ada pejantan yang mengantarnya. namun citra langsung menceritakan semua, bahkan Citra juga mengatakan bahwa dia langsung mencintai Pejantan itu. Dara yang sebagai sahabat Citra sungguh senang mendengar kisah perjalan mereka, dan dara juga sangat mendukung cinta Citra pada Dira. namun Citra tidak menceritakan bahwa Pejantan itu mencintai Dara, karena ia masih takut kehilangan Dira. begitulah isi pikiran Citra yang buta karena Cinta.

Lalu bagaimana pertemuan Dara dan Dira hingga akhirnya mereka bisa berpisah?
dan bagaimana Citra bisa merelakan Cintanya untuk Dara sahabatnya?
lalu Apakah penyebab Perang yang membuat Dara dan Tama Meninggal?

TUNGGU DI KELANJUTAN KISAHNYA.....

Selasa, 07 April 2015

Tulisan kecil


SENDIRI

Semua yang tertembak keletihan
dalam mencari dunia dan surga
mengumpat sesal setiap perkataan
lirih merintih dan menganga

Dan tak ada setitik keringat
yang di jadikan untuk mengingat
mungkin sendiri tak terlihat
apalagi bersama dan terjerat

kita ada dalam fiksi
realita yang ada itu tertulis
dan tak ada arti
jika berusaha melukis

guratan tentang lara
mengikiskan dahaga
tentang nafsu dunia
dengan luka di hias duka

hentakan kesendirian dalam sendu
niscaya indah kata menjelma
nuansa menari di iringi syahdu
dan menjadi insan bermakna

Sendiri bukan berarti sepi
tapi mengubah siksa pilu
menjadi nada dan seni
kata kreasi tanpa malu.

Berpegang pada Sepi
alasan nyata dari arti aku
jangan menunggu untuk mengusik
tapi terbuailah dengan suaraku.

#GAKJELAS


Maaf ya kalau kali ini gue pake bahasa santai. terlalu formal itu identitas gue, tapi aslinya yah kayak gini.
OK, kita mulai Ceritanya.

MALAM MINGGU GULA GILA


Malam minggu ini sama seperti malam sebelumnya, bukan karena gue jomblo atau gak punya pasangan, tunggu dulu, kalian jangan anggap gue ini homo, tapi malam ini gue anggap sama karena setiap malam kegiatan gue cuma nulis dan membuat kreasi tentang apa yang ada di pikiran gue.

yah, mungkin karena gue belum bisa membuka hati atau mungkin belum menemukan seorang wanita yang bisa menjadi pemilik nama lengkap Zalni hidayat ini. ( hahahaha #ngarep ). Ets, tunggu dulu, mungkin aja gue yang enggak di pilih sama mereka (para Wanita) karena sikap gue ya... hahahaha... ups kenapa malah curhat sih, sorry... kita kembali ke topik.

ini cerita gue tentang malam minggu kali ini yang agak sedikit berbeda.

Di siang hari sabtu gue sama teman main A.K.A Sahabat gue, sebut aja PHYTAK, sedang berpetualang mencari pekerjaan yang melelahkan untuk sebagian orang atau bahkan semuanya, yah emang mencari kerja itu lebih susah dibanding berkerja. karena itu membutuhkan keberuntungan, pendidikan, keahlian, dan Pengalaman. Gue dan mister P mulai berpetualang menyusuri semua pelosok METROPOLITAN Jakarta, yang pada dasarnya kami berdua belum paham betul seluk beluk kota kecil yang sangat luas ini. mungkin karena tuntutan dari diri kami sendiri, yaitu mencari kerja yang halal dan berkah serta berpenghasilan bakal masa depan kami.

Kejadian ini dimulai ketika gue mendapat panggilan telepon untuk interview di daerah Summarecon Mall Serpong. Gue di telepone karena gue mendaftarkan diri melalui Email gue. yang pada dasarnya itu hanya niat Iseng gue doang, #Gakjelas dan ternyata dari keisengan gue untuk melamar dimana saja, terjadilah kisah gue yang harus melewati "DANAU" "SUNGAI" "LEMBAH" bahkan "LAUTAN" hanya  untuk mencapai tempat yang dituju, yaitu Summarecon Mall Serpong.

Awal perjalanan, Gue dan Phytak sebenarnya udah diterima kerja di salah satu perusahaan ternama di menteng, JAKARTA. Namun ketika hendak berencana untuk pergi ke tempat kami berdua berkumpul di stasiun kereta, untuk merundingkan hal-hal yang enggak jelas, dan hasil dari perundingan sengit itu terjadilah sebuah rencana. Rencana yang lebih jika dibanding pergi berkerja ke tempat yang ditempatkan. gue ceritain semua tentang panggilan Interview di Summarecon Mall Serpong. Kalau dari depok menuju ketempat itu sungguh jauh, dan melewati jarak yang lumayan Gila jika dibanding menuju Menteng.

Gue bilang ke Phytak :
"P'tak, gue rasa kita lebih enak ke Summarecon dah, daripada ke menteng, ngabisin ongkos doank, yakan?" 

Phytak jawab dengan argumennya :
"Iya yah, bener juga tuh kata loe, mendingan kita cari tempat lain, mungkin itu lebih berkah"

"IYA, apalagi tiket dan semua harga pada naik. gila aja, pendapatannya seberapa, tapi penggeluarannya yang gila. bisa tekor nih" gue yang nambahin lagi karena emang gue udah mikir sampe keringat gue gak keluar. #pikirankacau

"Ok dah, gue setuju, gue juga udah mikirin itu dari kemarin, tapi masalahnya sekarang, kita mau ngelamar dimana lagi nih? Phytak yang tampak resah dan binggung karena bernasib sama dengan gue.

Gue langsung nunjunkin bukti SMS dari sebuah perusahaan yang nelponin gue waktu itu dan nunjukin alamatnya. dan entah ada angin apa si Phytak mau aja, (apa karena dia suka Touring kali ya, di ajakin jalan jauh mau)

"Nih gue ada lagi panggilan dari Summarecon Mall Serpong, loe tau kan tempatnya?" kata gue sembari bertanya.

"Iya, Gampang itu mah, bisa di atur. yang penting jalan aja dulu" sahut Phytak.

Dan akhirnya kami berdua keluar dari stasiun yang baru kami masuki dan belum sempat menaiki kereta menuju tempat tujuan, sungguh tingkah yang bisa dibilang terlalu naif. belum sempat pergi tapi membayar tiket seharga Rp.13.000,00- dengan jaminan kembali Rp. 10.000,00- yang berarti kami berdua membayar Rp. 3.000,00- hanya untuk masuk kedalam stasiun. GILA! itulah kata yang sepatutnya kalian sandungkan ke kami berdua.
Selepas keluar dari salah satu stasiu kereta di kota depok, gue dan phytak mulai pergi menaiki Motor SUPRA Fit kesayangan Phytak, menuju rumah kediamannya. Setibanya disana, kami kembali berunding untuk menuju tempat tersebut, ya benar...! Summarecon Mall Serpong.

Sekitar 1 jam gue dirumahnya, dengan di temani segelas Kopi dan Setengah bungkus Rokok, akhirnya kami mulai berangkat ketika Ibu dari Phytak pulang kerumahnya sehabis belanja dari pasar. Kami mulai menjelajahi daerah baru dengan mengendarai motor, dan phytaklah yang membawanya. sedangkan gue duduk manis di belakang sambil mengoceh tentang hal yang enggak jelas sama sekali, kadang ngeledekin orang, kadang mencela, kadang juga membual, yah intinya sih ngobrolin apa aja yang tampak frontal dan aneh untuk di perbincangkan, hahahahaha kayak Host acara Gossip aja ya gue, hahahaha, maklum terkena faktor ngawur atau apalah istilahnya.

ok, setelah lima belas menit perjalanan, disinilah letak tersulit dalam perjalanan kami menuju Summarecon Mall Serpong, kami harus melewati jalanan di daerah sawangan menuju gunung Sindur,di tempat itu ternyata banyak berdiri pabrik-pabrik dan juga sering di lewati oleh truck bermuatan besar, ya lumayan berat untuk truck yang harus melewati jalan seperti itu, sehingga banyak lubang dijalan akibat tidak  kuat menahan berat dari kendaraan yang melewatinya, mungkin jika jalan itu bisa bicara, dia bakalan curhat ke media dan bakal bikin konfrensi pers yang luar biasa kalau dia udah enggak kuat lagi, "AKU UDAH KOTOR, AKU RUSAK, AKU UDAH TERTINDAS OLEH MEREKA, DAN TIDAK ADA PERTANGGUNG JAWABAN DARI SIAPAPUN, DUNIA INI KEJAM, TIDAK PERNAH MEMPERHATIKAN KAMI MAKHLUK TERTINDAS" itu kata si jalan dan mungkin dia akan melambaikan tangan kayak acara televisi gitu. ettsss... tunggu ini orang apa jalan sih, sampai seheboh itu, kayak artis aja.

#kembaliketopik.

Jalan di daerah itu emang udah sangat memprihatinkan, selain berlubang, juga karena sering di lewati mobil-mobil pabrikan, lubang jalan itu juga mudah tergenang air jika hujan, dan sialnya kami, gue dengan Phytak harus melewati jalan itu sehabis hujan tadi malam. duhh bisa gak ngebayangin gimana kotornya sepatu dan motor atau bahkan celana kami ketika melewati jalan itu, lubang-lubang yang tergenang air itu bukan cuma banyak tapi sepanjang jalan kenangan itu berbaris, seolah tantangan kayak acara Champions di TV. banyak bangeeeetttt... udah itu lumayan dalam, sekitar 30cm, dan juga memiliki lebar sekitar 2-5 Meter. udah kayak empang, dan karena gue orangnya kritis (Mimpi mungin) gue bilang aja ke phytak, "awas hati-hati kita sedang melewati danau besar, di dalamnya terdapat buaya putih, tapi sih kalau mancing mungkin dapat ikan Black Bass atau ikan Nila/Mujair/Mas/Lele. hahaha" itu sih sebenarnya lelucon buat ngeledek. tapi si Phytak malah nambahin, katanya "di sini ada peluang usaha, Kita tanam Lele. pasti tumbuh dah, gede banget pohonnya, gue yakin hahahahahaha". konyol banget masa sih ikan Lele di tanam, kan Absurd.

Hahahaha,,,,
gue juga sempat bilang "Awas di Depan kita akan melewati Lautan luas.(maksudnya Lubang genangan Air yang lebih besar. bahkan ada ombaknya) hati-hati ntar kita kena imbas Tsunami truss nyasar ke Jepang. bahaya. jangan sampai lengah."
sungguh pengalaman paling mengharukan ketika kami berdua bisa melewati berbagai rintangan Alam yang seakan berusaha menerjang kami untuk kembali.
Setelah melewati tempat itu, kami akhirnya sampai di BSD tanggerang, tempatnya bagus, yah udah bisa di bilang kota besar. namun ketika kami mulai memasuki Summarecon. terbesitlah sebuah pertanyaan di benak gue. apa bener ini tempatnya, kok bisa rapi banget, penataannya rapi, semua serba ada. tapi satu yang enggak ada. Bengkel Motor. yah, emang sih disana kebanyakan pada pakai mobil. bahkan dengan harga kisaran diatas 1 Milyaran. jadi menurut gue wajar aja jika bengkel motor jarang di daerah itu, ibaratnya di dalam kota ada kota yang menjadi tempat yang lebih ELITE lagi. begitu persepsi gue. gak tau kalau menurut kalian. apakah kalian nurut atau enggak. terserah, ini Dunia Demokrasi, jadi tergantung pada pandangan masing-masing pribadi.

ok, lanjut lagi ceritanya. Setelah sampai kesana, gue sama Phytak, mulai mencari tempat yang membuka lowongan kerja itu. dan akhirnya ketemu. setelah itu langsung aja bertemu dengan supervisornya dan mulailah sesi interview, dan selesai sudah, katanya nanti kalau di terima kami akan di telpon lagi. ok kata gue dan phytak. dan setelah itu kami berdua kembali memutuskan untuk pulang.
Di perjalanan pulang ini, kami harus melewati jalanan yang tadi, semuanya sama, namun kali ini lebih banyak lautannya karena tadi sempat hujan untuk beberapa saat. dan kami mau gak mau harus melewatinya. yah terpaksa kami lewati. di tengah perjalanan melalui "LAUTAN" kami sempat terperosok masuk kedalam "JURANG", namun akhirnya bisa keluar dengan sedikit basah di bagian sepatu kanan sebagai korbannya. Singkat cerita kami berhasil pulang dengan selamat walau sepatu bagian kanan kami berdua sama-sama menjadi korban keganasan "JURANG" itu.

Malam pun tiba, yah karena kami pulang ketika jam menujuk pada angka 3 jadi sore. dan sampai di rumah Jam 5. Dua jam perjalanan? enggaklah, karena kami berdua menyempatkan untuk Ngopi di Warkop pinggiran jalan. kalau di Starbuk kemahalan, gila aja. yah gak mungkin. hahahaha. ketika sampai di rumah. gue pun berberes, kalau kalian nanyain si Phytak kemana. dia langsung pulang ketika sampai kerumah gue. ya emang dia langsung nganterin gue balik, soalnya ini malam minggu men, si phytak udah ada jatah buat malam minggu, sedangkan gue seorang jomblo kronis karena kegantengannya #nghayal masih di rumah menyelesaikan kreasi dan tulisan ini, hahahah konyol banget alasan gue ya. udahlah kembali ke malam minggu. nah, di malam minggu ini gue pengen nulis kejadian hari ini, tapi enggak bisa karena teman-teman gue pada ngajakin main futsal. ya udah gue ikut aja. walau badan lelah dan pikiran melayang. tapi gue tetap menjaga solidaritas. yoi setia kawan ceritanya.

setelah gue bermain futsal sekitar jam 8.15 gue berniat untuk melanjutkan apa yang ada di pikiran gue, namun apa yang terjadi saudara-saudara. tembakannya hanya membentur tiang gawang, dan ternyata tiang gawangnya lebih hebat di banding kipernya, lahhh.... kok malah lari dari tema sih. Sorry, lagi gila lagi gue. maklumin aja, rada PSYCHO dikit. lanjut lagi. ternyata ketika gue mau menulis ada teman-teman gila gue datang dan ngajakin nongkrong di tempat yang belum pernah gue tempatin (harfiah). ke PEMDA bogor, disana udah ada 7 teman gue yang lagi ngewedang bareng, yah gue ikutan nyampur. kayak gado-gado. mereka udah ada yang pesen kopi, wedang jahe, dan roti bakar, dan ada satu teman gue yang paling sering di bully di tongkrongan, dengan inisal F.... dia datang telat, paling belagu, sok kuasa, namun kali ini dia belum dateng, jadi asik lah buat sasaran bully malam ini, GHUAAHAHAHAHA, rencana jahat terealisasikan oleh kami berdelapan termasuk gue. kami sengaja menyisakan satu gelas wedang jahe dengan sedikit tambahan merica dan lada, biar panas+pedes tuh mulutnya, supaya enggak ngebacot lagi dan tambahan roti bakar dengan taburan bumbu lada, merica, selai, tapi di selingi abu rokok yang tampak saru dengan bumbunya, kejam banget ya, emang iya, supaya dia kapok niatnya.

Selang Setengah jam kemudian dia datang, dengan ciri khasnya yang ingin di lihat oleh orang banyak, dia bergaya seolah ketua, #OOOWWWW payah, menghampiri meja dimana kami berkumpul, awalnya kami beri sambutan hangat, kemudian melayani dia layaknya raja.

"BRO, apa kabar, darimana aja loe?" tanya salah satu teman gue, sebut saja Likin
"Sorry bay, gue telat, tadi macet!" jawab F
"Ya udah, duduk dulu sini, nih ada wedang sama roti bakar, anak-anak udah nyisain buat loe, di habisin dulu" kata Phytak, oh ya, yang jemput gue si phytak, dia yang punya rencana buat nongkrong di  pemda.

--- oh iya, si phytak ini anaknya paling enjoy di antara yang lain, terkenal di penjuru kampung Citayam. hahahaha hebat kan dia.---

"Iya tak, gue makan nih ya, gue habisin ya, loe semua kan udah dapet, nih kan berarti sisa buat gue" kata F, seolah dia harus di hormati.

Si F ini langsung aja melahap makanan dan meminum wedang itu dengan rakusnya. dan apa yang terjadi dia malah merasa aneh dengan apa yang dia rasakan di tenggorokannya. Teman-teman gue dan gue semua saling menatap satu sama lain dengan pikiran yang sama, dan gue yakin berucap dalam hati "SYUKURIN LOE" mungkin. hahahahaha, lagian jadi orang belagu banget, makan tuh abu, lada merica, itu kata hati gue, gak tau deh dengan yang lain. setelah makanan itu habis dilahap si F, kami memutuskan pulang dan beristirahat di kediaman masing-masing

Kejadian sabtu ini sungguh sangat mengharukan karena gue berpergian seharian menuju Summarecon Mall Serpong, bermain futsal, dan Ngerjain orang, Gila emang, tapi sebelum berpisah kami sempat berunding, bahwa biarkan saja si F seperti itu sampai dia sadar sendiri. gue enggak pernah menyangka bahwa sabtu ini gue harus menuliskan ceritanya di malam minggu berikutnya dan selesai hari ini, entah kenapa atau ada apa. yang pasti itu paling konyol yang pernah gue hadapi di malam minggu, bukan karena ngerjain orang, tapi karena orang yang di kerjain malah tambah ngelunjak, hingga semua Teman-teman gue ingin membuat rencana selanjutnya, tunggu di Episode Selanjutnya...... ( udah kayak Sinetron)

jadi, kesimpulan malam minggu gula gila ini adalah kita harus pandai bersosial dan mampu meletakkan dimana kita seharusnya layaknya air, bukan malah mau menang sendiri. dan juga satu pesan lagi, jangan sekali-kali datang ke pemda bogor di malam minggu karena pasti macet. tapi si banyak yang namanya C******AN. hahahhahahaha,,, absurd.

Ok. sekian dari gue tentang tulisan yang kurang jelas ini. sorry ya jika ada yang tersinggung, karena ini mengandung unsur yang menjatuhkan dan sudah sekitar 7 bulan dia mengandung, lah, ini apaan sih? #MAKINGAKJELAS.
Ya udah lah, dari pada gue makin PSYCHO gue sudahi ini dengan mengucapkan HAMDALAH

ALHAMDULILLAH....

sekian terima kasih..

Sabtu, 04 April 2015

Sekarang



SEKARANG


Dalam kegelapan, Kau selalu disekitarku
Aku tahu masa depan kita,
Aku merasakan tubuhmu

Bagaimana jika kukatakan bahwa aku merencanakan ini?
Bagaimana jika aku ingin kehilangan kontrol?
Bagaimana jika aku mengambil kesalahan,
Menjadi obat, dan melarutkannya seperti yang kau telan?

Tercakup dalam siluet Dirimu
Gembira untuk akhir pahitnya Kuasa-mu
Jangan menyembunyikan rasa malu dari bibir kita
Berpijar dalam Keemasan, membakar dalam dosa

Dinding, kita terjatuh dari kasih dan karunia
Rasa sakit yang kita cintai adalah bentuk yang diambil
Sebuah nafsu membakar dan menyentuh api
Lagi dan lagi

Kita telah memainkan peran ini seribu kali
Naskah lama yang sama, hanya kebohongan yang berbeda
Dan kau menghilang tanpa jejak
Menyembunyikan kejahatan di wajahmu

Di bawah semua kesenangan, semua adalah rasa sakit dirimu
Dan Kau layak untuk setiap detik penderitaanmu
Tapi aku tidak bisa berhenti, merangkak ke depan pintumu
Setiap kali kau mengisyaratkannya
Aku merusak diri, percaya pada ketidakaadaan
Tolong Selamatkan aku

Kau seperti rokok yang terbakar
Aku mengambil waktu untuk mengisap Tembakaumu
Jadi bawa aku keluar dari kepalaku
Dan sebarkan abu di kulitku

JATUH....

Kulitmu seperti musim dingin, aku rasa kau menggigil
Aku mendengar kau berbisik tapi pengaruh pil yang lebih cepat
Aku menyaksikan kau layu, dan aku pembunuh

AKU

aku adalah realita
bagian dari gerombolan
kelaparan akan dosa
neraka dari kehidupan

biarkan aku sendiri...
tak ada alibiku yang berkata
"aku sendiri di tengah gelap
dan diterangnya hari"

tak butuh selingan nada memuja
tak usah tarian yang indah
hanya keheningan sunyi
dan keindahan gelap malam

jika percobaan dalam asa
menghadirkan niat untuk kuasa
maka aku tak lagi rela
atau bahkan akan mencerca

Senin, 30 Maret 2015

Kangen

Kangen

Kandil diatas jati mulia
Mulai habis di telan masa
Secangkir kopi hitam
Semakin dingin di hantam malam

Melafalkan kata yang diam
Aku menanti kerinduan penuh dendam
Dendam untuk merangkul
Dendam untuk menghina

Bila dendam ini tercampur
Disatukan siksa menunggu
Maka darahku enggan lagi berlari
Mengitari ujung jari-jemariku

Angin hanya bisa kangen
Namun rembulan hilang entah kemana
Jadikan mereka legenda malam
Yang mungkin pembelajaran masa depan

Oh Melati, rubahlah wujudmu
Menjadi belati yang tak segan menyakiti
Tusuk dan sayat aku yang tengah merindu
Jangan menunggu hingga aku menghakimi diri

Atau beri aku alasanmu
Agar kangen ini bertumpu
Pada awal dan akhir tujuanmu
Bukan berangan pada puisi palsu

Sabtu, 28 Maret 2015

Malam Tak Berujung (PUISI)

GELAP


Tak ada Matahari
tidak juga ada cahaya
malamku hanya sebatas waktu
bukan hariku yang enggan berlabuh
berlabuh di terik siang

murka? ya aku murka
demi lapisan-lapisan siksa
demi pribadi teraniaya
dan demi angkara nyata

Gelap.....
telanlah sinar terangnya
tak usah ragu
biarkan aku menuju titikmu

taring yang lapuk
tergerus kepuasan waktu
membutuhkan darah kental
agar terasah dan kembali

Kebencian obat abadi.
dusta dan nista itu kuasa
Hitam dan meleburnya cinta
suatu perkara tatkala tiba
duka dan luka beraroma dupa
di atas sayatan kelamnya sejarah
menunggu pulang!

suram malam tak seperti dunia
dimana kita dilahirkan
Dari darah  dan tetesan hina
Karena Gelap itu menyimpan

Seperti aslinya
Aku masih terpenggal cinta
Bukan prahara dari kata
Atau mungkin terjerat Luka

DARA DAN CAMAR (Part 1)

DARA DAN CAMAR


Ada dua ekor burung dara jantan dan betina bersarang di atas pohon rindang di salah satu ranting yang kokoh. mereka adalah sepasang burung yang murah hati penuh dengan kasih sayang, tak mampu meninggalkan kepedulian mereka demi alasan apapun, sungguh penggambaran yang indah untuk kita wahai manusia. Nama yang jantan 'Dira', sedangkan yang betina 'Dara'. ya, nama mereka memang hampir sama, seperti tingkah mereka yang selalu dianggap sama sebagai saudara kembar, namun mereka justru dari keluarga yang berbeda.

Suatu hari mereka kedatangan tamu, tamu itu adalah Tama seekor burung merpati yang tidak lain adalah saudara Dira, mereka berbincang tentang kenangan masa kecil mereka ketika terbang bersama dan saling mengalahkan untuk menjadi yang tercepat. suatu percakapan yang tak ada hentinya.

"Dira, kau masih ingat tentang kekalahanmu ketika kita beradu cepat melewati batas laut selatan menuju china?" kalimat itu terbuang dari paruh merpati dan dengan gagahnya ia katakan.

"Yah tentu saja aku masih mengingatnya, dan kau tahu kenapa?"

"Kenapa?" jawab Tama yang tampak binggung

"Karena aku tak ingin mengalahkan kakakku sendiri, kakakku itu adalah panutanku, jadi jika aku mengalahkanmu, maka burung yang lain pasti akan menganggapmu lebih lemah dibandingkan aku, sedangkan kala itu kau masih menjadi seekor burung tercepat sebelum dikalahkan Ellano, si Elang perkasa  itu."

"Apa, jadi selama ini kau selalu mengalah dan menganggap aku ini lemah karena aku ini adalah kakakmu?" kata Tama dengan nada yang tinggi seakan tidak terima perkataan Dira.

"Tidak, bukan itu maksudku, tapi aku tidak ingin membuat kau malu di depan para pemujamu. Aku hanya ingin kau tetap dihormati dan disegani bangsa burung dan aku juga belum tentu mampu mengalahkanmu di pertarungan kita waktu itu" Kata Dira gugup dan takut akan kakaknya yang telah menjadi panglima perang di kalangan bangsa burung.

"Lalu, apa maksud dari perkataanmu tadi wahai saudara  kesayanganku?" tampak Tama yang mulai tenang atas pernyataan Dira.

"Aku hanya takut jika mungkin aku mengalahkanmu kala itu, mungkin aku sekarang akan diburu oleh Ellano, dan hidupku tidak berjalan seperti sekarang ini, damai dan ditemani kekasih hidupku Dara"

"Jadi maksudmu tidak ingin mengalahkanku karena kau tak ingin bertarung melawan Ellano dan mungkin kau akan kehilangan Dara, atau kau takut aku akan membencimu karena kau akan mengambil kepopuleranku? jika karena kau takut aku akan membencimu, tenanglah saudaraku, aku akan tetap menyayangimu meski aku tidak menjadi burung kerajaan seperti sekarang ini" Tama mulai bahagia karena mengetahui saudaranya ini begitu mengerti ambisinya menjadi bagian dari burung kerajaan.

"Terima kasih saudaraku, kau mengerti apa maksudku. kau benar-benar sayang kepadaku." kata Dira yang bahagia mendengar perkataan Tama yang pengertian.

"Iya, sama-sama, aku juga tahu kau pasti sangat menyayangiku, oh ya, suatu saat nanti aku ingin kita bertarung melewati batas samudra hindia menuju india. tapi ini bukan tentang apapun. ini hanya tentang kita, kau dan aku, bertarung demi persaudaraan, maukah kau melawanku nanti?" tanya Tama dengan penuh kebaikan seorang kakak yang ingin melihat adiknya berjuang mengalahkannya.

"Baiklah kakak, aku terima tantanganmu" penuh keyakinan Dira menjawab

Mereka berbincang hingga tak sadar berapa lama waktu yang mereka habiskan dengan berkata-kata. Dan di tengah perbincangan hangat mereka, Dara pulang setelah mencari buah-buahan untuk makan malam Dira dan dirinya. Dara masuk kedalam sarang kemudian memberi salam dan ternyata di sarangnya ada Tama seekor merpati yang dulu menjodohkan Dara dengan Dira.

"Assallamuallaikum" Salam Dara.

"Wallaikumsalam" serentak Dira dan Tama menjawab.
Dara tampak sedikit canggung melihat mereka berdua di dalam sarang yang sama namun Dara langsung saja bersikap santai dengan menyalami Dira dan Tama, sebagai tanda santun dan sopannya seekor Istri kepada suami dan Adik kepada kakak iparnya.

"Kak Tama udah lama disini, kenapa tidak memberi tahu kalau mau datang hari ini, jadikan Dara bisa sediakan makan malam, setidaknya Air minum untuk tamu terhormat seperti kakak" canda Dara yang tampak senang atas kedatangan Tama ke sarang mereka yang masih baru.

"Maaf ya kalau Kakak datangnya tidak memberi kabar, soalnya kakak lagi kangen berat dengan adik kecil kakak yang sekarang sudah menjadi suamimu" Tama mulai ikut larut dalam candaan Dara.

"Ahh.... apa-apaan sih Tama. jangan membuatku tampak seperti anak kecil di depan Dara" wajah Dira mulai memerah karena perkataan Tama.

"Sudahlah, kalian berdua ini selalu saja bertengkar dengan hal kecil seperti ini." sahut Dara yang tampak menahan tawa akibat kelakuan Dira yang seperti anak kecil jika ada kakaknya

kemudian Dara masuk kedalam untuk menyediakan jamuan untuk mereka bertiga.

"Kak tama, mau minum apa, atau mau makan apa?" tanya dira ketika hendak masuk menuju dapur mereka.

"Tidak usah repot-repot, Aku mau pergi sebentar lagi, masih banyak tugas dari kerajaan yang harus aku selesaikan" jawab Tama yang sebenarnya mencuri waktu agar bisa bertemu Dira

Sesaat kemudian Tama pamit, dan pulang menuju kerajaan untuk melanjutkan tugasnya. Dira dan Dara pun melanjutkan kembali aktifitas seperti biasanya.

Keesokan harinya ada berita bahwa ada seekor burung yang menjadi ancaman dari pihak kerajaan, burung itu sangat licik, mampu menipu burung lain bahkan sang raja burung, Raja PHOENIX menyuruh Gagak dan Garuda beserta pasukannya untuk mencari burung itu, bahkan Tama juga ikut mencari bersama pasukan Rajawali dan beberapa pasukan Burung lainnya. Dira pun mendengar kabar itu dari beberapa burung penjaga yang memberi informasi dari pengumuman di lapangan. Kerajaan Burung sedang dalam masalah jika burung Licik itu bisa bergabung dengan pasukan Ellano, seekor Elang yang sangat ditakuti di seluruh kerajaan burung.

Dira pun pulang memberitahu Dara bahwa ada burung yang sangat berbahaya, namun ketika sampai kedalam sarang Dira terkejut mengetahui bahwa ada tamu asing yang datang dan sedang berbincang-bincang dengan dara, Burung itu berjenis Camar, Dira langsung saja masuk dan dengan penuh curiga kepada Camar itu, Dira menyuruh Dara kebelakang menuju dapur untuk menyampaikan apa yang sedang terjadi di kerajaan Burung, Dara pun terkejut dan mulai waspada terhadap Camar yang ada di ruang tamu mereka. dan ketika mereka menuju ruang tamu, camar itu menghilang tak ada jejak. mereka mulai curiga dengan camar itu

"Camar itu siapa ya, apa itu burung yang dicari sama kerajaan?" tanya Dira pada Dara

"Aku tidak tahu sayang, yang jelas tadi camar itu mengakui kenal sama kamu" jawab Dara

"HA... Camar itu kenal denganku? aku saja tidak tahu dia itu siapa, lalu kenapa dia bisa kenal denganku? apa aku dulu pernah dikenal sampai sejauh itu, keluarga camar kan memili tempat tinggal yang jauh dari kerumunan dan juga terkenal jauh dari Kerajaan. lalu kenapa dia bisa mengenaliku?" tanya Dira yang kebingungan atas pernyataan Dara.

"Entahlah, aku juga tidak tahu tentang Kabar kepopuleranmu di kalangan Camar, karena aku selama ini selalu mendengar kabarmu dari kalangan merpati dan dara serta beberapa kalangan burung kerdil lainnya. Oh iya, tadi dia bilang namanya Citra, dan dia seekor camar betina, apa kamu pernah dengar nama itu? atau kamu pernah kencan dengan camar itu " Dara bertanya dengan nada menyindir pada Dira karena ada sedikit kecemburuan akibat camar Betina itu.

"Citra? aku saja baru mendengar namanya, bagaimana bisa aku berkencan dengan dia, sedangkan aku selalu sibuk memperhatikan kamu Dara, aku bahkan tak mempunyai waktu untuk terbang menuju ketempat yang harus aku lalui setiap hari. semua itu karena aku ingin kau perhatikan, jadi jangan tanyakan lagi apakah aku pernah melirik yang lain karena di manapun aku hatiku selalu ingin berjumpa dengannmu" Jawab Dira yang seketika berubah menjadi pujangga.

Dara pun tersenyum sumringah, mendengar perkataan manis dari Dira. dia langsung memeluk erat kekasih hatinya itu dengan kasih sayang yang tulus.

Oh... sungguh romansa yang indah. Andai saja Aku bisa menjadi Dira dan kau menjadi Dara, kurasa hidupku tak lagi membutuhkan Dunia ( Harapan liar semata untuk A...)

Setelah lama mereka bercanda, tertawa, memadu kasih dalam sarang kecil mereka. mereka pun tertidur, tak sadar matahari muncul untuk esok harinya. dan kabar tentang burung ancaman itu telah tertangkap, berita itu tersebar oleh burung  Beo yang menjadi pembicara kerajaan. Dira yang baru tersadar dari tidurnya terkejut mendengar suara Beo yang terlalu keras bahkan sampai di dalam sarangnya yang berjarak sekitar 1 kilometer dari Kerajaan. Dan dari pengumuman itu diketahui bahwa burung yang menjadi ancaman adalah burung dari keluarga Walet dengan nama willian, dan di tangkap oleh pasukan Tama (kakaknya Dira).
Berita itu sungguh membuat seluruh Penduduk Kerajaan Burung tenang dan merasa kembali nyaman dan tentram, terutama bagi Dira dan Dara, Dira yang paling merasa senang mengetahui bahwa kakanya dapat menangkap burung buronan itu.

Lalu siapakah CITRA (Camar Betina) itu?

Selasa, 24 Maret 2015

Poetry/Puisi



A GIRL FROM NIGHTMARE


sometimes she was there with me
trying to remember immortality
but her heart was full of pale
saturation expression of truth

sometimes she was hiding
to give the impression of dancing with loneliness
and laugh with the flat sound
makes me smile with her behavior

deception sweetness of life
her fade alibi and conscience
crawled out of nowhere
walked out of nowhere

Ignored past of  memories
gradually began to be erased by the emergence
Can I go back to my world
and be quiet figure of there
that were spoken of  her tongue

I know you want to go home
then why bleak made the nothingness
stay with my way and my time
make me lost of sincerity

whether your gate is closed
or is there a reason to settle
and through the day with me
two become one
but can not be united

shy girl with a sweet lips
but keep tempest sorrow
that you share with me
made me understand about you and me

THE DEVIL WEARS PRADA LYRICS "Sailor's Prayer"

THE DEVIL WEARS PRADA LYRICS



"Sailor's Prayer"


Staying late for suffering.
Swaying back and forth like seas.
Staying late for suffering.
Swaying back and forth like seas.
I'm the one she'll never meet.

It's like the same thing,
You're just a little late.
I'm always hoping to maybe change.
It's like the same thing,
You're just a little late. I am away.

Staying late for misery.
I move back to you.
I move back to you.

The salt tastes just the same.
Thunder breaks overhead.
As I'm still away, we'll never meet.

It's like the same thing,
You're just a little late.
I'm always hoping to maybe change.
It's like the same thing,
You're just a little late. I am away.

It's like the same thing,
You're just a little late.
I'm always hoping to maybe change.
It's like the same thing,
You're just a little late. I am away.

Between sharks and kings,
It doesn't matter much to me.
And I'm still away.
I'm still away.

It's like the same thing,
You're just a little late.
I'm always hoping to maybe change.
It's like the same thing,
You're just a little late. I am away.

It's like the same thing,
You're just a little late.
I'm always hoping to maybe change.
It's like the same thing.

This is the sailor's prayer.
You can find love elsewhere.
This is the sailor's prayer.
You can find love elsewhere.

This is the sailor's prayer.
You can find love elsewhere.
This is the sailor's prayer.
You can find love elsewhere.

MOTIONLESS IN WHITE LYRICS "Contemptress" (feat. Maria Brink of In This Moment)

MOTIONLESS IN WHITE LYRICS



"Contemptress"
(feat. Maria Brink of In This Moment)


In darkness, you're all around me
I know our future, I feel your body

What if I told you that I planned this?
What if I want to lose control?
What if I take the blame, become the drug, dissolve as you swallow?

Covered in your silhouette
Elated for your bitter end
Don't hide the shame from our lips
Glowing in amber, burn in sin

Against the wall, we fall from grace
The pain we love is taking shape
A burning lust to touch the flame
Over and over again

We've played this role a thousand times
The same old script, just different lies
You disappear without a trace
Concealing the crimes on your face

Beneath all the pleasure, all you are is pain
And you deserve every second of your suffering
But yet I can't stop, crawling to your doorstep
Every time you beckon
I'm self destructing, trust in nothing
Save me

You burn like a cigarette
I took my time to suck you in
So take me out of my head
And spread your ashes on my skin

Against the wall, we fall from grace
The pain we love is taking shape
A burning lust to touch the flame
Over and over again

We’ve played this role a thousand times
The same old script, just different lies
You disappear without a trace
Concealing the crimes on your face

Fall

Your skin like winter, I felt you shiver
I heard you whisper but the pills were quicker
I watched you wither, I am the killer

Against the wall we fall from grace
The pain we love is taking shape
A burning lust to touch the flame
Over and over again
We beg like dirt and flesh disarms
We built it up, to fall apart
Even the "honesty" was fake
Concealing the crimes on your face