Jumat, 20 Maret 2015

Puisi

SENJA DI MALAM KELABU


Dear A...

kita hanya sebatas jalan
melukis kisah dan angkasa
harapan dan kenangan
dan kumpulan ketakutan

bungamu takut di petik
dan layu di perkaranganku
sedang camar takut tertusuk
di perantara ruang dan waktu

adakah satu kesempatan
agar aku bersanding disamping pelaminan
maukah belati menusuk semua sesal
atas tindakanku yang binal

ohh...

dia hanya wanita pemalu
begitu menutup hingga lupa
meski terkesan gurauan
tapi sesungguhnya itu hiasan

kebenaran sejatinya itu nyata
tahta yang ada bukan kuasa
tapi lagu-lagu indahlah cerita
kisah tentang lelaki pada wanitanya

dia tak melihat apa yang ia tidak dapatkan
dan puisi hanya bergeming
tidak lagi bermakna cinta
tapi hanya kata-kata indah

aku cukup lama bersama
tapi begitu malu mengakui
keberhasilannya membuatku terpana
mampu bekukan logika

wahai kuningnya senja.
haruskah aku menunggu kelamnya malam
agar terlelap dan mimpikan kehadiran
lalu tersadar bahwa itu bunga tidur?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar